Rabu, 25 Januari 2017

MONUMEN MAYANGKARA

Monumen Mayangkara




Monumen Mayangkara dibangun oleh keluarga besar Batalyon Infanteri 503/Mayangkara Kodam VIII Brawijaya, diresmikan oleh Mayjend TNI Soelarso Pangdam V Brawijaya pada 4 April 1985.

Tujuan dibangunnya Monumen Mayangkara ini adalah selain untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa juga untuk melestarikan jiwa semangat dan nilai-nilai 45 bagi generasi penerus bangsa Indonesia.

Pada sisi kanan kiri dinding monumen pengunjung bisa melihat relief yang menceritakan sejarah singkat batalyon Djarot 503 Mayangkara mulai awal pembentukannya di Kota Surabaya hingga kembali menerobos pertahanan belanda untuk masuk Kota Surabaya.

Seperti disebutkan di Roodebrugsoerabaia.com, nama Mayangkara (Kuda putih pada monumen) berasal dari cerita pewayangan sebagai seorang resi mayangkara, penjelmaan dari hanoman sebagai senopati sakti Panglima perang.

Asal-usul Kuda Mayangkara

Masih bersumber dari Roodebrugsoerabaia.com. Dua bulan setelah berada di daerah Mantup, pada bulan Juli 1946, Mayor Djarot mendapat hadiah dari Kepala Daerah Mantup seekor kuda berwarna putih bernama  Mayangkara. Mengapa kuda yang bagus itu dihadiahkan kepada Komandan Batalyon Djarot? Konon Kepala Daerah Mantup sebelumnya bermimpi kedatangan seorang pendeta yang mengatakan bahwa kuda peliharaannya itu harus diberikan kepada seorang pemimpin pertempuran yang ada di daerah itu. Agaknya terjadi sambung rasa antara yang memberi dan yang diberi. Sebab, menurut pengakuannya, Mayor Djarot pada waktu itu juga bermimpi kedatangan seorang raja mengendarai kuda berwarna putih, sang Raja kemudian memberikan kuda tunggangannya, dengan pesan agar kuda tadi dipergunakan untuk memimpin barisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar