Rumah WR Supratman
WR. Soepratman merupakan pahlawan nasional. Begitu besar jasa beliau. Dengan biolanya beliau mencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Makam dan museum beliau banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar kota Surabaya. Menurut keterangan yang tertulis pada relief dinding di areal makam, WR. Soepratman di lahirkan di Jatinegara Jakarta pada hari Senin 9 Maret 1903 dan meninggal pada 17 Agustus 1938. Beliau anak seorang tentara berpangkat sersan bernama Senen dari Batalyon VIII. Beliau meninggal di usia yang relatif muda akibat sakit-sakitan tertekan oleh Belanda yang memburu setiap aktivitas perjuangannya. Beliau sempat masuk penjara Kalisosok Surabaya sampai pada akhirnya meninggal dunia. Sejak masih muda WR. Soepratman sudah menunjukkan bakat dan kecintaannya terhadap alat musik gitar dan biola. Pada tahun 1914 berkat asuhan kakak iparnya WM. Van Eldik (Sastromiharjo) akhirnya Soepratman menjadi pandai mencipta lagu dengan bantuan gitar dan biola. Dengan gesekan biolanya WR. Soepratman berhasil menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Meski dalam konggres pemuda yang mencetuskan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 nyanyian lagu Indonesia Raya sempat dilarang keras oleh pemerintah Hindia Belanda. Namun ketika Jepang hampir menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Hingga pada tahun 1944 Jepang memperbolehkan lagu ini dikumandangkan. Pemerintah Indonesia akhirnya menetapkan Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan mulai 26 Juni 1958 melalui peraturan pemerintah No. 44/1958. Museum WR. Soepratman terletak tidak jauh dari makamnya. Kira-kira 1 kilometer dari makam beliau. Tepatnya berada di Jalan Mangga Tambaksari Surabaya. Satu hal yang patut kita renungkan sebagai generasi penerus ialah pesan terakhir WR. Soepratman. Adapun bunyi pesan itu “Nasibkoe soedah begini. Inilah jang disoekai oleh pemerintah Hindia Belanda. Biarlah saja meninggal saja ichlas. Saja toch soedah beramal, berdjoang dengan carakoe, dengan biolakoe. Saja yakin Indonesia pasti merdeka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar